ARTICLE AD BOX
SINGARAJA, NusaBali
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra sedang menyiapkan skema penanganan kasus disleksia yang ditemukan di jenjang SMP. Salah satu rencana yang disiapkan mengarahkan anak-anak yang mengalami kesulitan dalam pengetahuan dasar membaca dan berhitung, diarahkan untuk menempuh pendidikan kesetaraan hingga pendidikan jarak jauh.
Sebelumnya, Dewan Pendidikan Buleleng mengungkap 443 orang siswa di Satuan Menengah pertama (SMP) yang diduga mengalami disleksia. Data ini ditemukan dewan pendidikan dari rapat bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Buleleng beberapa waktu lalu.
Ditemui usai rapat paripurna di DPRD Buleleng, Rabu (9/4) kemarin, Bupati Sutjitra mengatakan, akan memverifikasi data yang diberikan dewan pendidikan. Menurutnya, hal yang perlu diverifikasi lebih lanjut terkait alasan dan penyebab munculnya kesulitan yang dialami siswa SMP ini.
“Kita akan adakan pendataan kembali. Penyebabnya kita belum tahu ini, apakah mereka itu tidak mampu, tidak tahu (kemampuan otak kurang) atau memang tidak mau (tidak ada keinginan sekolah),” ucap Sutjidra.
Sutjidra pun menegaskan kasus disleksia yang ditemukan di Buleleng bukan semata-mata karena kurikulum maupun kinerja dinas terkait gagal. Namun masalah di bidang pendidikan, yang rentan terjadi di lapangan adalah kasus disleksia hingga putus sekolah. Persoalan ini pun tidak menjadi tanggung jawab penuh Dinas Pendidikan maupun pihak sekolah, tetapi juga faktor dukungan orangtua dan internal anak yang bersangkutan.
“Yang susah kan yang tidak mau sekolah, kemudian orang tuanya mendukung keputusan anaknya. Nah yang begini akan didekati diberikan sosialisasi. Kita akan hidupkan kembali program kesetaraan (sekolah kejar paket), yang jam belajarnya lebih fleksibel. Kalau perlu buat kelas jauh, yang ada di setiap kecamatan,” kata Sutjidra didampingi Wabup Gede Supriatna.
Sementara itu, pemerintah dalam program 100 hari kerja Bupati-Wakil Bupati pasca dilantik, juga telah direalisasikan bantuan seragam sekolah gratis untuk siswa kurang mampu. Bupati Sutjidra menyebut bantuan ini bisa menjadi motivasi siswa untuk lebih rajin dan semangat pergi ke sekolah. Tentu hal ini diharapkan dapat menekan angka disleksia dan anak putus sekolah.7 k23