Muswil ABP-PTSI Wilayah Bali Bahas Strategi Pendidikan Tinggi dan Perkuat Kolaborasi PTS

6 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Forum ini menjadi ruang bersama untuk merumuskan strategi, memperkuat kolaborasi, serta mempererat komunikasi antarpenyelenggara PTS di Bali.

Ketua Panitia Muswil ABP-PTSI Bali Dr Nyoman Diah Utari, menyampaikan apresiasi kepada para tokoh dan pimpinan PTS yang hadir, termasuk Ketua Lembaga LLDIKTI Wilayah VIII I Gusti Lanang Bagus Eratodi, Ketua Umum ABP-PTSI Pusat Thomas Suyatno, Ketua ABP-PTSI Wilayah Bali Anak Agung Gede Oka Wisnumurti.

“Muswil adalah forum penting bagi kita semua, tempat kita saling bertukar pikiran, pengalaman, dan merumuskan strategi ke depan untuk pendidikan tinggi swasta di Bali,” ujar Diah Utari dalam sambutannya.

Dia menerangkan ABP-PTSI berdiri pada 10 Desember 2003 dan terus berkembang di bawah kepemimpinan Thomas Suyatno. Saat ini, asosiasi telah hadir di 24 provinsi di seluruh Indonesia dan mendapatkan pengakuan dari pemerintah maupun masyarakat.

Di Bali, berdasarkan data LLDIKTI Wilayah VIII, terdapat 63 PTS yang tersebar di kota dan kabupaten. Namun, baru sebagian yang tergabung dalam ABP-PTSI. “Kami berharap kekompakan ini tetap terjaga dan ke depan seluruh DPD ABP-PTSI Wilayah Bali terus merekrut anggota baru, karena dari 63 PTS, yang tergabung saat ini baru sebagian kecil,” katanya.

Muswil kali ini dirancang untuk menyusun langkah strategis peningkatan kualitas pendidikan tinggi swasta, mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, membahas kebijakan terbaru dari pemerintah, serta memperkuat jaringan antaryayasan dan lembaga pendidikan di wilayah Bali. 

Oka Wisnumurti menilai, selama lima tahun pengabdian pengurus sebelumnya, telah banyak tantangan, hambatan, namun juga kebahagiaan yang dialami bersama. “Karena saya yakin di tengah kesibukan kita masing-masing, kita bisa berkumpul dalam berbagai kegiatan, yang intinya adalah bagaimana yayasan kita benar-benar bisa melaksanakan visi, misi, dan program kerja, utamanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Bali,” ujarnya.

Oka Wisnumurti menyebutkan ABP-PTSI Bali memiliki 52 anggota yayasan, sementara jumlah PTS di Bali ada 63, karena ada beberapa yayasan yang mengelola lebih dari satu PTS. Dia menyadari belum semua pengurus yayasan bisa hadir karena sistem pendaftaran digital menggunakan barcode belum akrab bagi sebagian generasi senior.

Kata dia, era kompetisi antarinstitusi kini telah bergeser menjadi era kolaborasi. Dia mengajak seluruh anggota untuk saling mendukung dan menjaga satu sama lain. Dia juga mengingatkan kembali peran ABP-PTSI dalam membantu penyelesaian masalah di beberapa yayasan dan PTS yang sempat mengalami kendala di masa awal pembentukan organisasi.

Pada kesempatan tersebut, Thomas Suyatno juga mengajak seluruh peserta muswil untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi guna memajukan dunia pendidikan tinggi, terutama di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia menekankan pentingnya introspeksi dan retrospeksi dalam perjalanan organisasi agar dapat merumuskan prospeksi ke depan. Menurutnya, tantangan dalam dunia pendidikan tinggi sangat besar, termasuk masalah perubahan peraturan yang cepat dan masalah perpajakan yang semakin rumit.

Dia mengingatkan peraturan terbaru mengenai akreditasi dan peraturan dosen yang dikeluarkan oleh pemerintah memiliki dampak signifikan bagi perguruan tinggi swasta. Dia menyoroti peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) yang baru-baru ini diterbitkan, yang menurutnya perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh badan penyelenggara.

“Kita harus melakukan pembaruan Peraturan Umum Karyawan (PUK) sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan menghadapinya dengan penuh tanggung jawab. Perubahan peraturan yang terjadi di bidang perpajakan juga memerlukan perhatian ekstra,” ucapnya.

Suyatno juga menyampaikan meskipun tantangan yang dihadapi semakin besar, seperti masalah konflik internal di beberapa yayasan, dia mengingatkan bahwa setiap yayasan memiliki struktur yang jelas dengan pembina, pengurus, dan pengawas yang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dia berharap agar masalah-masalah internal tersebut dapat diselesaikan dengan bijaksana.

“Saya berharap agar kita semua dapat terus berkolaborasi dan menjaga kesinambungan dalam dunia pendidikan tinggi. Kita harus menjaga semangat untuk memajukan pendidikan di Indonesia tanpa sekat-sekat yang menghalangi,” tandas Suyatno. @ t
Read Entire Article