Undiksha Siap Terjunkan Tim Intervensi, Ratusan Siswa SMP Belum Bisa Membaca

12 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
SINGARAJA, NusaBali 
Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja merespon fenomena ratusan siswa tingkat SMP Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng yang belum bisa membaca. Tim dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang terdiri dari dosen dan mahasiswa akan mendampingi ratusan siswa tersebut

Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana menjelaskan, tim ini akan diterjunkan langsung ke sekolah-sekolah sebagai bentuk intervensi klinis dalam program percepatan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Tim pendamping ini dirancang dengan skema khusus. Para dosen bertindak sebagai pendamping ahli, sedangkan mahasiswa akan menjadi pendamping lapangan yang berada di garis depan mendampingi siswa. 

Sebelum dikerahkan, Undiksha akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng guna menyusun skema pendampingan yang tepat sasaran. “Jadi setelah berkoordinasi dan disetujui maka akan ada satu dosen sekaligus lima sampai tujuh mahasiswa yang ditugaskan di setiap sekolah yang membutuhkan,” ujar Widiana, Minggu (20/4).

Menurut Widiana, tim yang diterjunkan memiliki misi utama untuk mengakselerasi peningkatan literasi dasar siswa. Setiap mahasiswa akan mendampingi satu hingga tiga siswa dalam satuan waktu enam bulan pendampingan. Jika kebutuhan di sekolah lebih tinggi, Undiksha siap mengirimkan tambahan personel.

“Kami akan cek sesuai dengan kebutuhan sekolah jika memerlukan lebih banyak lagi, maka kita akan coba siapkan. Proses diawal untuk pendampingan akan dilakukan dengan model intervensi klinis selama enam bulan. Targetnya tentu percepatan peningkatan kemampuan siswa dalam Calistung,” lanjut dia.

Widiana menambahkan, tim ini telah dibekali pendekatan khusus dalam menangani gangguan belajar, termasuk disleksia, yang menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan membaca di kalangan siswa. “Ada cara khusus menangani disleksia dan itu sudah termasuk dalam pendampingan yang akan dilakukan tim kami,” jelasnya.

Untuk diketahui, Disdikpora Buleleng mencatat sebanyak 363 siswa SMP kelas VII hingga IX mengalami kesulitan membaca. Dari jumlah itu, 155 siswa tergolong Tidak Bisa Membaca (TMB), sementara 208 lainnya dikategorikan Tidak Lancar Membaca (TLM). Kondisi ini cukup memprihatinkan dunia pendidikan dan kontras dengan julukan Kota Singaraja kota pendidikan.7 mzk
Read Entire Article