ARTICLE AD BOX
Lonjakan ini diprediksi mendorong pertumbuhan sektor ritel di Bali yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2025 yang mencapai 117,2 atau tumbuh 6,9 persen secara tahunan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengungkapkan kinerja penjualan eceran di Bali menunjukkan tren positif pada awal tahun 2025 ini.
“Peningkatan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi Bali yang terus menguat, momentum Hari Besar Keagamaan Nasional, serta sektor pariwisata yang mengalami lonjakan signifikan,” jelas Erwin dalam keterangannya, Senin (24/2).
Lebih lanjut, kenaikan konsumsi masyarakat juga terlihat dari pertumbuhan beberapa subkelompok penjualan. Barang budaya dan rekreasi mengalami peningkatan sebesar 5,1 persen, sementara sektor sandang naik 3,4 persen.
Bahan bakar kendaraan bermotor juga mencatat pertumbuhan sebesar 3,1 persen, diikuti oleh barang lainnya yang meningkat 2,1 persen, serta peralatan informasi dan komunikasi yang mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen. Erwin menegaskan peningkatan konsumsi ini tidak hanya terpusat pada satu sektor, tetapi tersebar merata di berbagai bidang.
Sebelumnya, pada Desember 2024, IPR tercatat lebih tinggi di angka 118,4 dengan pertumbuhan tahunan sebesar 8,9 persen. Sejalan dengan tren di Bali, penjualan eceran nasional pada bulan yang sama juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,8 persen secara tahunan.
Optimisme pelaku usaha terhadap prospek penjualan ritel di Bali masih tetap tinggi. Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang diprakirakan tetap stabil dalam beberapa bulan ke depan. Pada Maret 2025, IEP tercatat di angka 166,0, sementara pada Juni 2025 angka tersebut meningkat menjadi 184,0.
“Tetap terjaganya IEP mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut,” katanya
Untuk menjaga kinerja penjualan eceran dan daya beli masyarakat, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali terus bersinergi dalam mengawal kestabilan harga. Upaya ini dilakukan agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan perekonomian Bali dapat terus bergerak dalam jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. t