Harga BBM Fluktuatif, Himpunan Pertashop Minta Keberpihakan Pemerintah

2 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
"Fluktuasi harga memang tidak dapat terhindarkan, kami dari para pengusaha Pertashop berharap tetap ada keberpihakan dari pemangku kebijakan terhadap kami para pengusaha BBM yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di daerah pelosok ini," kata Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Steven lewat pesan elektronik diterima di Bengkulu, seperti dilansir Antara, Sabtu.

Hal itu kata dia menanggapi kebijakan terbaru PT Pertamina yang melakukan penyesuaian harga pada Februari 2025 ini, termasuk di wilayah Provinsi Bengkulu.

"Kami betul-betul terbatas dan bergantung pada produk non-subsidi, jadi ketika ada penyesuaian harga, terkhusus kenaikan harga, para pengusaha gigit jari. Karena produk penggantinya ada yaitu pertalite," kata dia.

Jarak harga yang cukup jauh antara produk BBM Pertamax dengan Pertalite kata dia membuat penjualan produk non-subsidi yakni Pertamax di Pertashop menjadi lebih rendah. Hal itu juga membuat Pertashop terancam tutup.

Apalagi, disparitas harga yang cukup lebar itu juga dimanfaatkan oleh para penjual BBM eceran ilegal yang menjual produk Pertalite di kios yang akrab disebut pertamini dan pertabotol.

Harga yang dijual oleh para penjual eceran untuk produk BBM subsidi tersebut juga bisa lebih rendah dari harga Pertamax yang dijual di Pertashop.

"Ada kebijakan harga yang diambil oleh Pertamina, yaitu selisih harga lebih murah beli BBM di Pertashop daripada di SPBU. Namun, dengan disparitas harga seperti saat sekarang ini, kami betul-betul mati langkah, karena ini berkaitan langsung dengan daya beli masyarakat," katanya.

Steven berharap kenaikan harga BBM juga dapat bersamaan dengan kebijakan pelarangan penjualan bebas BBM subsidi di kalangan masyarakat.

Penjualan bebas BBM bersubsidi tentunya dari kualitas BBM, tempat dan cara penjualan tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dalam standar penjualan BBM Pertamina.

"Harga Pertamax naik dari Rp12.900 menjadi Rp13.400. Kenaikannya harga ini cukup mematikan kami para pengusaha Pertashop kalau tidak di imbangi dengan pengawasan BBM subsidi yang dijual kembali dengan bebas di tengah masyarakat," ujar Steven.*
Read Entire Article