ARTICLE AD BOX
Saat ditemui Jumat (17/1/2025) dini hari, Gung Andi mengungkapkan bahwa timnya memulai perencanaan pembuatan ogoh-ogoh sejak awal Desember 2024. Hingga pertengahan Januari, pengerjaan sudah mencapai 40 persen dengan sistem lembur setiap malam. “Kami menampilkan 4,5 tokoh karakter, salah satunya visualisasi tokoh setengah badan yang seolah keluar dari punggung sosok raksasa,” ujar Gung Andi.
Ogoh-ogoh ini dibuat dengan dana yang cukup besar, mencapai Rp 60 juta. Anggaran ini meningkat dari tahun sebelumnya, dengan sekitar Rp 15 juta sudah terpakai untuk tahap awal. “Kami mengusung tokoh Pradewa, Raksasa, serta elemen api, namun tema secara keseluruhan masih kami rahasiakan hingga mendekati malam pangerupukan,” tambahnya.
Sebagai seorang anggota Satpol PP yang memiliki kecintaan pada seni ogoh-ogoh, Gung Andi berharap generasi muda tetap menjaga nilai-nilai tradisi dalam pembuatan dan pengarakan ogoh-ogoh. Ia menyoroti tren penggunaan sound system yang marak dalam pawai ogoh-ogoh.
“Kami melihat ada pergeseran dari pakem pangerupukan. Sekaa demen atau komunitas yang tidak memiliki gamelan baleganjur sebenarnya bisa berkolaborasi dengan ST yang ada. Harapannya, tradisi tetap lestari di tengah modernisasi,” ujarnya.
Selain itu, dengan berkembangnya teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), Gung Andi menekankan pentingnya anak muda Bali untuk tetap memegang teguh warisan seni dan budaya.
“Kami siap menampilkan karya terbaik dalam ajang tarung bebas ogoh-ogoh tingkat Kota Denpasar. Ini bukan sekadar seni rupa, tapi juga ekspresi kebanggaan terhadap budaya Bali,” tegasnya.
Dengan semakin dekatnya perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1947, antusiasme pemuda Denpasar semakin tinggi dalam berkarya. Semoga semangat melestarikan seni ogoh-ogoh tetap membara di tengah arus zaman. *m03