ARTICLE AD BOX
I Nyoman Weda Artha Yoga (27), selaku arsitek ogoh-ogoh, mengungkapkan bahwa proses pembuatan telah dimulai sejak 1 Januari 2025. Tahun ini, Kabupaten Gianyar kembali menggelar lomba ogoh-ogoh yang diselenggarakan oleh Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar. Demi menghasilkan karya terbaik, STT Satya Kencana menganggarkan dana sekitar Rp 20-30 juta, dengan upaya menekan biaya agar tidak terjadi pembengkakan anggaran.
Tema yang diangkat dalam ogoh-ogoh tahun ini adalah "Pamurtian Sang Pratenjala," yang menampilkan satu tokoh utama dengan kemungkinan tiga karakter atau lebih. Hingga pertengahan Januari, proses pengerjaan baru mencapai sekitar 15%. Dengan adanya lomba tingkat kabupaten, STT Satya Kencana optimis untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.
Mengenai fenomena penggunaan sound system dalam arak-arakan ogoh-ogoh, Weda Artha Yoga menegaskan bahwa hingga saat ini di Kota Gianyar belum ada kelompok yang menggunakan sound system sebagai pengiring. Ia berharap agar tradisi tetap dijaga dengan penggunaan gamelan baleganjur sebagai musik pengiring ogoh-ogoh.
"Harapan saya, STT di Kota Gianyar selalu bisa menjaga seni dan tradisi, sehingga tidak ada penyimpangan dari nilai-nilai yang telah diwariskan turun-temurun," ujarnya.
Ia juga melihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan baik dari segi kualitas ogoh-ogoh maupun kekompakan para anggota STT. Menyambut Tahun Baru Caka 1947, ia berharap agar STT Satya Kencana semakin solid dalam menjalankan berbagai aktivitas kepemudaan, termasuk pembuatan ogoh-ogoh.
Kolaborasi Teknologi dan Budaya
Ke depan, STT Satya Kencana berencana mengembangkan ogoh-ogoh dengan kolaborasi antara teknologi dan budaya, guna meningkatkan daya tarik karya seni yang dihasilkan. Selain itu, dalam upaya menjaga lingkungan, STT berkomitmen untuk terus menggunakan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan ogoh-ogoh.
"Kami selalu berusaha menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar, seperti kardus, bambu, klaras, dan kertas koran, agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan," tambahnya.
Pandemi COVID-19 sempat menjadi pukulan bagi para pecinta seni ogoh-ogoh, di mana selama dua tahun berturut-turut arak-arakan ditiadakan. Namun, semangat para pemuda tidak pudar. Kini, dengan adanya kembali lomba ogoh-ogoh tingkat Kabupaten Gianyar, Weda Artha Yoga berharap dapat menghidupkan kembali Gianyar sebagai pusat seni di Bali.
"Lomba ini bukan sekadar ajang pamer, melainkan sebagai wadah untuk menguji keterampilan dan kreativitas para seniman muda dalam berkarya," pungkasnya. *m03